Wednesday, January 31, 2018

Implementasi FDS PKH Sesi 1

Memiliki anak yang sesuai dengan harapan orang tua tentulah menjadi kebanggaan tersendiri. Peran serta orang tua dalam mengasuh anak untuk menjadi anak yang hebat sangatlah besar. Tanpa pengasuhan atau pendampingan yang baik dari orang tua tidaklah hal tersebut dapat terwujud. Untuk itu Kemensos melalui pendamping PKH melakukan pendampingan kepada para peserta penerima manfaat untuk dilatih FDS.
Family Development Session yang akrab disingkat FDS mengajarkan tips menjadi orang tua yang lebih baik dalam pelatihan sesi I modul “Pengasuhan dan Pendidikan Anak Panduan Teknis Pelaksanaan Pelatihan”. Untuk melaksanakan FDS dalam kegiatan Pertemuan Peningkatan Kapasitas Keluarga (P2K2) yang dilaksanakan setiap satu bulan sekali, pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) dibekali buku pintar “Mengasuh Anak di Rumah” dan modul “Pengasuhan dan Pendidikan Anak Panduan Teknis Pelaksanaan Pelatihan” yang penyusunannya dipimpin oleh Luisa Fernandez dari Proverty Reduction and Economic Management (PREM). Modul ini adalah hasil kompilasi berbagai penelitian yang ada serta observasi selama proses kunjungan lapangan dan uji coba di lapangan untuk kegiatan P2K2 dari Program Keluarga Harapan yang diimplementasikan oleh Kementerian Sosial Republik Indonesia. P2K2 adalah sebuah inisiatif yang disusun bersama oleh Kementerian Sosial, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K), Bank Dunia, dan Unicef. Bahkan Pemerintah Australia pun ikut memberikan dukungan bagi penyusunan publikasi modul “Pengasuhan dan Pendidikan Anak Panduan Teknis Pelaksanaan Pelatihan”.

Pelatihan menjadi orang tua yang lebih baik dikemas dengan sangat interaktif, komunikatif, dan disertai contoh berupa film yang mengedukasi cara menangani permasalahan orang tua di rumah sekaligus memberikan solusi dari setiap permasalahan yang ada. Pada pelatihan sesi I dibagi menjadi 8 langkah dengan uraian sebagai berikut:

Langkah pertama yang diajarkan disini adalah menyamakan pikiran bahwa dengan menjadi orang tua yang lebih baik akan membesarkan anak yang hebat.
Langkah ke 2 adalah mengajak peserta PKH untuk berpendapat mengenai hal yang membahagiakan sebagai orang tua dan hal yang menyulitkan sebagai orang tua yang pada akhirnya peserta PKH akan digiring pada pemikiran bahwa untuk menjadi orang tua yang lebih baik adalah dengan mengingat hal yang membahagiakan sebagai orang tua, karena dapat memperkuat kasih sayang orang tua pada anak. Tidak hanya itu pada langkah ke 2 peserta PKH diajak bermain terbalik dengan bernyanyi sambil memegang kepala, pundak, lutut, kaki, lutut dipimpin oleh pendamping PKH. Kesimpulan dari bermain terbalik adalah lebih mudah mengikuti apa yang kita lihat dari pada apa yang kita dengar, begitu pula dengan anak akan cenderung mencontoh perbuatan dari pada perkataan orang tua, sehingga untuk menjadi orang tua yang lebih baik adalah sejalan antara perkataan dan perbuatan.
Langkah ke 3 pelatihan adalah meminta peserta PKH menyampaikan sifat atau hal baik dari peserta lainnya secara berpasangan. Hal ini untuk mengarahkan peserta PKH agar selalu berusaha untuk melihat hal baik yang ada dalam diri masing-masing peserta dan selalu berfikir positif terhadap diri sendiri karena pikiran positif akan mendorong untuk berperilaku dan bertutur kata dengan baik terhadap anak.
Langkah ke 4 dalam modul mengupas pengaruh sikap orang tua terhadap anak yang disuguhkan dalam bentuk film pendek berdurasi 1 menit 23 detik dengan menampilkan tokoh ibu Lili, Agus, dan Ita. Dengan sikap ibu Lili yang sibuk memikirkan ekonomi keluarga tanpa mempedulikan Agus dan tanpa sadar mendiamkannya. Sementara film ke dua menampilkan perubahan sikap ibu Lili. Disini peserta PKH diajak menjadi orang tua yang lebih baik dengan selalu bersikap, berperilaku dan bertutur kata dengan penuh kasih sayang tanpa kekerasan. Menjadi orang tua yang lebih baik tidak ditentukan oleh berapa banyak jumlah uang atau harta yang dimiliki. Meskipun kehidupan ekonomi sulit, kita tetap bisa menjadi orang tua yang lebih baik dengan belajar mengendalikan emosi.
Langkah ke 5 membahas mengenai melibatkan ayah dalam pengasuhan sehari-hari. Bahwa menjadi orangtua yang lebih baik adalah dengan saling bekerjasama, ayah dan ibu saling membantu dalam mengasuh anak. Karena keterlibatan ayah dalam pengasuhan sehari-hari secara khusus akan membantu anak meningkatkan kemampuan sosial dan prestasi akademik di sekolah. Sedangkan ibu memberikan dampak secara khusus dalam perkembangan kemampuan emosional anak.Langkah ke 6 untuk menjadi orang tua yang lebih baik adalah ayah dan ibu berdiskusi dan memutuskan bersama hal yang terkait dengan pengasuhan anak. Dengan suguhan film ke 3 berdurasi 1 menit 18 detik yang mengajarkan kerjasama dan diskusi antara ayah dan ibu sangat penting sebelum mengambil keputusan.
Langkah ke 7 mempelajari tentang menghindari konflik di hadapan anak melalui tayangan film dengan durasi 2 menit 48 detik. Langkah ke 7 diperdalam dengan cara menghindari konflik dihadapan anak dan cara menahan amarah dengan latihan senam wajah.
Langkah ke 8 adalah review kembali pelajaran penting yang telah dipelajari bersama-sama dengan bantuan flipchart dan panduan praktik menjadi orang tua yang lebih baik di rumah melalui buku pintar mengasuh anak di rumah.

Itulah delapan langkah menjadi orang tua yang lebih baik, dilaksanakan dalam satu kegiatan P2K2, dengan durasi waktu kurang lebih 2 jam tatap muka. Waktu yang disediakan memang dirasa kurang cukup untuk menyampaikan materi yang disertai Ice breaking. Tapi dengan terbatasnya waktu, pendamping dapat memanfaatkan dengan baik.
Itulah sedikit cuplikan kegiatan P2K2 semoga bermanfaat.

Read more