Wednesday, August 23, 2017

Pelaksanaan FDS


Bagi para pendamping PKH yang sudah mendapatkan materi tentang FDS wajib untuk mengimplementasikannya kepada para KPM. Tujuannya agar para KPM lebih cepat dalam mempraktikannya dirumah.

Pendamping juga membuat Rencana Tindak Lanjut selama 1 periode (1 tahun) pelaksanaan FDS yang tertuang pada lembar kerja pendamping.

Saat menyampaikan materi FDS, pendamping harus urut sesuai dengan modul yang sudah dibekali.

dibawah ini contoh tabel RTL yang harus dibuat

Nama Desa :
Kecamatan :
Kabupaten :
Jumlah KPM :
Jumlah Kelompok :


NO
Materi
Tanggal / minggu
Tanggal / minggu
Tanggal / minggu
Tanggal / minggu
Tanggal / minggu
Tanggal / minggu
Tanggal / minggu
Tanggal / minggu
1
Pengasuhan dan pendidikan Anak
15-08-2017
16-08-2017
17-08-2017
18-08-2017
19-08-2017
20-08-2017
21-08-2017
22-08-2017
2









3









4









5









6











Read more

Apa itu FDS PKH?

FDS (Family Development Session)
Apa itu FDS?
FDS merupakan suatu langkah terstruktur dan sistematis yang dilakukan oleh petugas pendamping PKH/sosial guna menciptkan masyarakat tentang pentingnya aspek-aspek kehidupan.

Saat ini pemerintah melalui program keluarga harapan sedang mengembangkan percepatan pembangunan sumber daya manusia untuk masyarakat dengan pendapatan dibawah standar, karena umumnya masyarakat dengan pendapatan rendah sangat rentan terhadap permasalahan hidup.

Sasaran FDS adalah untuk warga penerima manfaat agar dalam kehidupannya dapat tertata dengan baik dari segi pendidikan, peningkatkan perekonomian, serta pola hidup sehat dalam keluarganya. Penerima manfaat akan memperoleh materi FDS dari para pendamping PKH/sosial yang sebelumnya juga sudah mendapatkan pelatihan oleh Balai Diklat Kementerian Sosial. 

Ada berapa modul yang harus dipelajari? 
Pendamping sosial/PKH yang sudah mendapatkan pelatihan FDS wajib untuk melatih para KPM agar nantinya KPM dapat menerapkan atau mempraktikannya dirumah. 

Materi-materi yang harus dipelajari diantaranya:
1. Pengasuhan dan pendidikan anak
2. Pengelolaan Keuangan dan Memulai Usaha
3. Kesehatan dan Gizi
4. Perlindangan Anak
5. Bidang pelayanan penyandang disabilitas berat
6. Bidang peningkatan kesejahteraan lanjut usia
Read more

Sunday, August 20, 2017

Pengelolaan Keuangan dan Perencanaan Usaha


Sesi 5
Tentang Mengelola Keuangan Keluarga

Pada bagian pengelolaan keuangan peserta akan dibekali bagaimana mengatur keuangan dalam keluarga, sehingga keuangan keluarga dapat tertata dengan baik antara pemasukan dan pengeluaran, Selain itu dibagian ini juga membahas tentang tata cara memulai usaha untuk para peserta penerima manfaat.

Langkah 1: Pembukaan (10 menit)
Alat yang diperlukan: Poster pengelolaan keuangan, 4 spidol, 20 lembar kertas kosong.
Proses yang perlu dilakukan:
1.        Ucapkan selamat datang dan terima kasih.
2.        Tanya (singkat): apakah mereka mengalami masalah keuangan dimana pengeluaran keluarga seringkali lebih besar dari pendapatan. Jawaban umum adalah “ya.”
3.        Dengan memahami masalah keuangan tersebut, sampaikan tujuan dan manfaat kehadiran peserta hari ini dan dua sesi kedepannya. Idealnya, mereka hadir di ketiganya.
Misal: “Pertemuan hari ini dan dua pertemuan berikutnya (sebut nama bulannya) akan memberikan pengetahuan dan meningkatkan ke terampilan (Bapak dan) Ibu untuk mengelola pendapatan dan pengeluaran, serta mengembangkan usaha. Totalnya ada tiga kali
pertemuan, masing-masing dua jam, membahas tentang: mengelola keuangan, cermat meminjam dan menabung, serta memulai usaha. Informasi yang diberikan nanti akan sangat menarik dan bermanfaat, maka pastikan dapat hadir di ketiganya sampai selesai. ”
4.        Fokus hari ini (sesi pertama). Sampaikan: hari ini kita belajar cara mengelola keuangan keluarga, supaya mengerti bagaimana membuat pengeluaran seimbang dengan pendapatan.
5.        Poster. Ajak peserta bersama-sama melihat dan membaca poster yang dipasang.
6.        Permainan/ice-breaking. Ajak peserta berdiri melingkar dan sampaikan kita akan bermain “Menjadi Orang Jepang”. Minta peserta berhitung searah jarum jam dan mengingat angka yang disebutkan masing-masing. Peserta harus menjawab “Haik” sambil membungkukkan badan setiap kali Pendamping menyebut angkanya; dan jika Pendamping menyebut angka nol, maka seluruh peserta harus menjawab “Haik” sambil membungkukkan badan. Sebutkan beberapa angka, semakin lama semakin cepat, selama beberapa kali. Peserta yang salah harus keluar dari lingkaran.
Penyebutan angka juga dapat dilakukan sepanjang pelatihan untuk mengembalikan perhatian peserta ke pelajaran.
7.        Kelompok. Bagi peserta menjadi 4 kelompok. Pastikan jumlah peserta yang tidak bisa/sulit membaca, menulis dan menghitung tersebar rata di antara kelompok. Minta peserta duduk dalam kelompoknya hingga sesi selesai.
8.        Alat tulis. Beri 5 lembar kertas kosong dan 1 spidol ke tiap kelompok.
9.        Yel. Sampaikan: setiap kali Pendamping mengatakan “Uang tidak cukup?”, maka seluruh peserta harus menjawab “Ya diatur dong...” sambil menggerakkan salah satu anggota badan. Sepakati gerakan anggota badan tersebut bersama peserta.
Cobalah penggunaan yel tersebut sebelum memulai langkah 2, dan gunakan lagi saat peserta kurang semangat atau terlihat bosan.


Langkah 2: Memahami Jumlah Pendapatan dan Pengeluaran (40 menit)
Alat yang diperlukan: Film 1a, lembar cerita 1a, flip chart 1a, isolasi.
Proses yang perlu dilakukan:
1.        Film 1a. Sampaikan bahwa kita akan menonton sebuah film pendek. Putar Film 1a. Pastikan seluruh peserta dapat melihat dan mendengar dengan jelas. Jika film tidak dapat diputar, minta peserta membuka Buku Pintar halaman 46 dan bacakan cerita tersebut. Bisa juga ajak beberapa peserta untuk ikut berperan dalam pembacaan cerita.
2.        Diskusi Film 1a: masalah apa yang dihadapi oleh keluarga Ibu Lili?
Bimbing peserta untuk memahami pesan film:
keluarga Ibu Lili tidak tahu cara mengelola keuangan rumahtangganya sehingga sering kehabisan uang. Kaitkan dengan tujuan hari ini, misal: “Umumnya kita menghadapi masalah serupa dengan Ibu Lili, pendapatan tidak tentu jumlah dan waktunya padahal pengeluaran selalu ada setiap hari. Jadi, kita perlu belajar mengelola uang agar pendapatan sebulan bisa mencukupi kebutuhan bulanan keluarga.”
3.        Mari bantu Ibu Lili, langkah pertamanya adalah dengan menghitung pendapatan dan pengeluaran bulanan keluarga.
4.        Latihan. Buka Buku Pintar halaman 49, “Lembar Cerita 1a: Berapakah Pendapatan dan Pengeluaran Saya?” Secara bergiliran, minta wakil tiap kelompok untuk membacakan satu paragraf dari lembar cerita tersebut. Setiap satu paragraf selesai dibacakan, diskusikan langkah langkah untuk menjawab pertanyaan tersebut. Ingat, yang ditanya adalah jumlah per bulan!
5.        Beri 10 menit untuk kerja kelompok: satu kelompok mengerjakan satu soal (soal yang  Lembar Cerita 1a : Berapakah Pendapatan dan Pengeluaran Saya?
Catatan:
1 bulan = 30 hari ; 1 bulan = 4 minggu Peserta tidak perlu menjumlah total jenis
pendapatan/pengeluaran yang diketahui.
·           Ibu Lili bekerja sebagai buruh tani serabutan, sementara Pak Rusli, suaminya, bekerja
sebagai buruh bangunan. Pendapatan keluarga mereka saat ini adalah:
a.       Upah Ibu Lili Rp 15.000/hari, ia bekerja 3 hari dalam seminggu.
b.      Upah Pak Rusli Rp 30.000/hari, ia bekerja 4 hari dalam seminggu.
Berapakah pendapatan masing-masing dalam sebulan?
Jawaban:
a.Upah Ibu Lili = Rp 15.000 x 3 hari x 4 minggu = Rp 180.000
b.Upah Pak Rusli = Rp 30.000 x 4 hari x 4 minggu = Rp 480.000
·           Ibu Lili memiliki tiga orang anak: Dewi duduk di kelas 1 SMP, Agus duduk di kelas 2 SD, dan Ita umur 3 tahun dan belum sekolah. Dewi dan Agus bersekolah setiap hari Senin sampai Sabtu dengan berjalan kaki dan mereka selalu makan siang di rumah. Pengeluaran keluarga Ibu Lili untuk keperluan anak-anak adalah:

a. Uang jajan Dewi Rp 3.000/hari
b.Uang jajan Agus Rp 2.000/hari
c. Susu untuk Ita Rp 20.000/bulan
d.Tabungan Dewi di sekolah Rp 5.000/bulan
e.Hari ini Agus minta dibelikan tas sekolah baru seperti yang dimiliki temantemannya
seharga Rp 50.000, padahal tas sekolahnya sekarang masih bagus.
Berapakah pengeluaran keluarga Ibu Lili untuk keperluan anak-anak dalam
sebulan?
Jawaban:
a.Uang jajan Dewi = Rp 3.000 x 6 hari x 4 minggu = Rp 72.000
b.Uang jajan Agus = Rp 2.000 x 6 hari x 4 minggu = Rp 48.000
c. Susu Ita Rp 20.000
d.Tabungan Dewi Rp 5.000
e. Tas baru Agus Rp 50.000
·           Untuk keperluan rumah tangganya, pengeluaran keluarga Ibu Lili adalah:
a. Belanja sayur dan lauk pauk Rp 15.000/hari
b.Listrik Rp 20.000/bulan
c. Pulsa telpon untuk Pak Rusli Rp 20.000/bulan
d.Perlengkapan mandi keluarga serta sabun cuci Rp 25.000/bulan
e.Rokok Pak Rusli Rp 2.000/hari
Ibu Lili tidak perlu membeli beras karena mendapat kiriman dari mertuanya yang memiliki sawah. Berapakah pengeluaran keluarga Ibu Lili untuk keperluan rumah tangga
dalam sebulan?
Jawaban:
a.Belanja = Rp 15.000 x 30 hari = Rp 450.000
b.Listrik Rp 20.000
c. Pulsa telpon Rp 20.000
d.Perlengkapan mandi dan cuci Rp 25.000
e. Rokok = Rp 2.000 x 30 hari = Rp 60.000
·           Ibu Lili memiliki utang pada warung tetangganya sebesar Rp 200.000 yang harus dicicil selama 20 minggu. Ia juga mengikuti dua arisan. Untuk memenuhi kewajiban ini, Ibu Lili harus membayar:
a. Cicilan utang Rp 10.000/minggu
b. Arisan kelompok tani Rp 5.000/minggu
c. Arisan PKK Rp 10.000/bulan
Berapakah pengeluaran keluarga Ibu Lili untuk membayar utang dan arisan dalam sebulan?
Jawaban:
a.Bayar utang =Rp 10.000 x 4 minggu = Rp 40.000
b.Arisan kelompok tani = Rp 5.000 x 4 minggu = Rp 20.000
c. Arisan PKK Rp 10.000
6.        Tempel jawaban kelompok di dinding. Buka flip chart “FC 1a: Pendapatan dan Pengeluaran Rata-rata Per Bulan” dan ajak peserta bersama-sama mengecek apakah jawaban mereka sudah benar seperti yang tertulis pada flip chart.
7.        Sampaikan: total pengeluaran keluarga Ibu Lili ternyata jauh lebih besar dibandingkan pendapatannya.
8.      Tanyakan (singkat): apa yang bisa dilakukan Ibu Lili agar pendapatan keluarganya bisa mencukupi? Simak jawaban mereka kemudian simpulkan:

salah satu cara agar pendapatan bisa mencukupi adalah dengan mengatur dan mengurangi pengeluaran yang tidak mendesak.
Read more

Perlindungan Anak


Sesi 11
Pencegahan Kekerasan Terhadap Anak

Sampailah pada langkah perlindungan anak, pada modul sebelumnya sudah dipelajari bersama materi tentang pengasuhan dan pendidikan anak, pengelolaan keuangan dan perencanaan usaha, kesehatan dan gizi, nah saat ini kita membahas modul tentang perlindungan anak.
Berikut ini langkah-langkahnya ;
 
Langkah 1
Pembukaan (10 menit)
Sesi pembukaan dimulai setelah semua materi dan peralatan pembelajaran tersedia.
1.        Fasilitator memastikan bahwa peserta sudah memasang Name Tag, memiliki bahan ajar Sesi 11 dan Buku Pintar.
2.        Fasilitator mengucapkan salam dan doa, serta memperkenalkan diri.
3.        Fasilitator mencairkan suasana melalui permainan yang menarik untuk memusatkan  konsentrasi belajar peserta (pilih ice breaking pada lampiran Ice Breaking Games)
4.        Fasilitator menyampaikan tujuan, proses dan metode pembelajaran dengan menggunakan PPT 2 dan 3.

Langkah 2
Pengertian Anak dan Hak-hak Anak (15 menit)
1.        Fasilitator menjelaskan tentang definisi anak menurut Undangundang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. Selanjutnya membahas batasan istilah “anak dalam kandungan” dan “batasan usia anak” menggunakan PPT 4.
2.        Fasilitator menjelaskan tentang definisi Hak-hak Anak menggunakan PPT 5/Buku Pintar hal 6.
3.        Fasilitator menanyakan kepada peserta “apa saja Hak-hak anak?” Fasilitator menulis jawaban peserta di kertas plano.
4.        Fasilitator melakukan permainan pengelompokan gambar berdasarkan klaster hak anak LK: 11.1 / Buku Pintar hal 7.
5.        Berdasarkan pengelompokkan hak anak di LK 11.1, fasilitator menanyakan kepada peserta apa cara yang harus dilakukan orangtua untuk memenuhi hak anak.
6.        Fasilitator menyimpulkan hasil curah pendapat tentang cara untuk memenuhi hak-hak anak dengan menggunakan PPT 6-7/ Buku Pintar hal 8.
7.        Fasilitator menegaskan pesan kunci bahwa setiap anak mempunyai hak yang harus dipenuhi orangtua.

Langkah 3
Pengertian Perlakuan Salah dan Jenisnya (10 menit)
1.        Fasilitator menjelaskan pengertian dan jenis-jenis perlakuan salah dengan menggunakan PPT 8-9 / Buku Pintar hal 9. Fasilitator menyampaikan kepada peserta bahwa Sesi 11 peserta hanya akan membahas tentang kekerasan terhadap anak. Penelantaran dan eksploitasi akan dibahas secara detil pada sesi 12.
2.        Fasilitator membagi peserta dalam 4 kelompok (maksimal 5 orang per kelompok).
3.        Fasilitator meminta peserta untu mengerjakan LK 11.2
4.        Setelah semua gambar ditempel, Fasilitator/pendamping meminta perwakilan peserta untuk menjelaskan mengapa gambar tersebut termasuk perlakuan baik atau perlakuan buruk”.

Langkah 4
Pengertian Kekerasan (20 menit)
1.        Dalam kelompok yang sama, fasil itator meminta peserta melaksanakan tugas sesuai LK: 11.3 / Buku Pintar hal 10-13.
2.        Fasilitator meminta:
·      membandingkan gambar masing-masing kelompok dengan yang sedang dipaparkan.
·      Jika penempatan gambar sama, maka tidak perlu dikomentari.
·      Jika penempatan gambar berbeda, fasilitator menanyakan alasan/penjelasan dari kelompok yang menempatkan gambar di kolom yang berbeda.
3.        Fasilitator meminta peserta untuk menyimpulkan apa saja yang termasuk perlakuan baik dan perlakuan buruk (fasilitator mengulas kembali kata-kata yang disampaikan peserta, bahwa yang dianggap perlakuan baik adalah mereka yang melakukan tindakan sesuai tanggung jawab (kewajiban) dan perlakuan buruk adalah tindakan yang merugikan kepentingan anak.
4.        Fasilitator menegaskan pengertian kekerasan terhadap anak dengan menggunakan PPT 10/ Buku Pintar hal 10.

Langkah 5
Contoh, Jenis, Pelaku dan Akibat Kekerasan Terhadap Anak (40 menit)
1.        Fasilitator mengajak peserta mendiskusikan dan menggali contohcontoh kekerasan dengan   menggunakan body mapping (FC. 11.3) / Buku Pintar hal 14.
2.        Fasilitator meminta peserta untuk mengambil gambar perlakuan buruk pada Matrik Jempol (LK: 11.2) dan menempelkan pada body mapping.
3.        Fasilitator bersama-sama peserta membahas hasil penempelan gambar. Fasilitator menanyakan kepada peserta apakah penempelan sudah tepat atau belum.
4.        Fasilitator menanyakan apakah ada contoh-contoh kekerasan lain yang dialami anak. Jika ada maka fasilitator meminta peserta untuk menuliskan pada metaplan yang sudah disediakan, dan menempelkan pada body mapping.
5.        Fasilitator meminta peserta untuk memperhatikan body mapping yang sudah ditempel dan berdasarkan pengalaman peserta, apakah ada bagian tubuh anak yang tidak tersentuh kekerasan. Jika jawaban peserta “ada” maka fasilitator menanggapi dan meluruskan.
6.        Jika tidak ada, maka fasilitator menyimpulkan bahwa semua bagian tubuh anak dapat menjadi sasaran kekerasan bahkan non fisik pun (hati dan perasaan).
7.        Berdasarkan body mapping, fasilitator menjelaskan 4 jenis kekerasan yang dialami oleh anak: fisik, psikis, seksual, dan sosial dengan menggunakan PPT 11-13/ Buku Pintar hal 15-17.
8.        Dengan kelompok yang sama, Fasilitator/pendamping meminta masing-masing kelompok menempelkan gambar dan tulisan di body mapping pada matrik tentang jenis, contoh, pelaku dan akibat kekerasan yang sudah disiapkan (LK: 11.3). Selanjutnya mengisi kolom matrik melalui diskusi.
No
Contoh Kekerasan
Akibat Kekerasan
Pelaku




9.        Fasilitator meminta perwakilan kelompok untuk memaparkan hasil diskusi.
10.    Fasilitator meminta tanggapan dari kelompok lain.
11.    Fasilitator memberikan ulasan dan menyimpulkan menggunakan PPT 15-16/Buku Pintar hal 18-21.

Langkah 6
Pencegahan Kekerasan Terhadap Anak ( 20 menit )
1.        Fasilitator mengajak peserta untuk menyimak cerita yang dibacakan oleh fasilitator: “Anak tidak mau sekolah?” (LK: 11.4 / Buku Pintar hal 22).
2.        Fasilitator meminta peserta untuk menceritakan pengalaman mereka, apakah cerita tersebut juga terjadi di sekitar peserta?
3.        Fasilitator menanyakan kepada peserta, jika terjadi kasus seperti yang dialami “Nina”, apa yang harus dilakukan oleh peserta sebagai orangtua.
4.        Fasilitator menuliskan jawaban peserta pada kertas plano yang sudah disiapkan, sekaligus  memberikan tanggapan/komentar terhadap jawaban peserta.
5.        Fasilitator menanyakan kepada peserta, apa yang harus dilakukan oleh peserta sebagai anggota masyarakat.
6.        Fasilitator menuliskan jawaban peserta pada kertas plano yang sudah disiapkan, sekaligus memberikan tanggapan/komentar terhadap jawaban peserta.
7.        Fasilitator memutar film “Kisah Si Aksa” (Film: 11.1) dan Film “Kisah Si Geni” (Film 11.2) dan Buku Pintar hal 22.
8.        Fasilitator meminta peserta untuk memberikan komentar dan tanggapan atas film tersebut.
9.        Fasilitator memaparkan dan menyimpulkan pencegahan kekerasan dalam keluarga dan masyarakat dengan menggunakan PPT 17-21 dan Buku Pintar hal 20, 21, dan 23.

Langkah 7
Pencegahan Kekerasan terhadap Anak Istimewa (15 menit)
1.        Fasilitator memutar film anak istimewa (Film 11.3 : Getun / Buku Pintar hal 27).
2.        Fasilitator meminta peserta mengomentari film yang telah ditayangkan, potensi apa yang dapat dilihat dari Getun.
3.        Fasilitator menanyakan, apakah di tempat peserta terdapat anakanak yang seperti “Getun?”
4.        Setelah mendengarkan komentar dari peserta, fasilitator menjelaskan bahwa “Getun” adalah contoh anak istimewa. Istilah anak dengan kecacatan sama dengan anak disabilitas atau anak istimewa. Fasilitator mengajak peserta mengambil hikmah dari “Getun”.
5.        Fasilitator menjelaskan siapa saja yang termasuk anak istimewa (PPT 22-23 / Buku Pintar hal 28)
6.        Fasilitator menjelaskan bahwa anak istimewa rentan mendapatkan kekerasan, sehingga perlu mendapatkan perlindungan.
7.        Fasilitator meminta peserta untuk mengemukakan cara pencegahan terhadap anak istimewa, selanjutnya fasilitator menuliskan di kertas plano.
8.        Fasilitator memberikan komentar dan memaparkan cara pencegahan kekerasan terhadap anak istimewa (PPT 24/ Buku Pintar hal 29).
9.        Fasilitator menyampaikan informasi tentang lembaga-lembaga layanan yang dapat dijangkau jika menemukan anak-anak istimewa dan anak-anak lain yang menjadi korban kekerasan (PPT 25 / Buku Pintar hal 30).
10.    Langkah ini diakhiri dengan menegaskan Pesan Kunci sebagai berikut:
·      Anak istimewa adalah anak yang membutuhkan perhatian khusus dan mempunyai potensi yang dapat dikembangkan. Dalam rangka mengembangkan potensi anak istimewa membutuhkan motivasi, dukungan, kasih sayang dan perhatian.
·      Anak istimewa rentan/mudah mendapatkan kekerasan, sehingga perlu dilindungi.

Langkah 8
Penutup (5 menit)
1.        Fasilitator mengajak peserta untuk mengulas kembali poin-poin penting materi pencegahan kekerasan terhadap anak (PPT 26 dan Buku Pintar hal 31)
2.        Fasilitator memberikan tugas rumah kepada peserta untuk : (1) menyampaikan hasil pembelajaran kepada keluarga dan lingkungan tetangga; (2) mengerjakan pekerjaan rumah yang ada dalam buku pintar.
3.        Fasilitator menyemangati peserta untuk melindungi anak dan menyampaikan bahwa pada pertemuan berikutnya akan membahas Sesi 12 tentang Penelantaran dan Eksploitasi.
4.        Fasilitator mengakhiri pertemuan dengan ucapan terima kasih dan salam penutup.


Read more